Pendidikan komunitas merupakan salah satu bentuk pendidikan informal yang semakin populer di kalangan masyarakat. Memperkuat pendidikan komunitas menjadi sebuah wujud edukasi terhadap masyarakat yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Joko Santoso, pendidikan komunitas memiliki peran yang sangat strategis dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. “Pendidikan komunitas tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai positif dalam masyarakat,” ujarnya.
Salah satu contoh keberhasilan pendidikan komunitas adalah Program Kampoeng Literasi yang digagas oleh Yayasan Literasi Anak Indonesia. Melalui program ini, masyarakat desa diajak untuk turut serta dalam meningkatkan minat baca dan menulis di kalangan anak-anak. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan komunitas, yaitu memberdayakan masyarakat melalui pendekatan kolaboratif dan partisipatif.
Dalam memperkuat pendidikan komunitas, peran serta aktif dari para tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sangat diperlukan. Menurut Profesor John Dewey, seorang ahli pendidikan asal Amerika Serikat, “Pendidikan bukanlah hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat.” Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam mendukung pendidikan komunitas.
Selain itu, dukungan dari pemerintah juga sangat diperlukan dalam memperkuat pendidikan komunitas. Melalui kebijakan yang mendukung dan alokasi anggaran yang memadai, diharapkan pendidikan komunitas dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Dengan memperkuat pendidikan komunitas sebagai wujud edukasi terhadap masyarakat, diharapkan akan tercipta masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan berdaya. Sehingga, Indonesia dapat menjadi bangsa yang maju melalui penguatan pendidikan komunitas yang berkelanjutan.