Jamu, obat tradisional Indonesia yang telah digunakan sejak zaman dulu kala, kini mulai kehilangan pamornya di mata masyarakat. Menumbuhkan minat masyarakat terhadap penggunaan jamu menjadi tantangan yang tidak mudah, namun hal ini bisa diatasi melalui pendidikan yang berkelanjutan.
Menurut dr. Siti Fathonah, ahli jamu dari Universitas Gadjah Mada, “Pendidikan yang berkelanjutan mengenai manfaat jamu dan cara pengolahannya sangat penting untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap penggunaan jamu.” Dengan pengetahuan yang benar, masyarakat akan semakin yakin akan khasiat jamu dan mulai menggunakannya secara rutin.
Salah satu cara untuk menumbuhkan minat masyarakat adalah dengan mengadakan workshop dan seminar mengenai jamu secara berkala. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan keberagaman jamu dan cara pengolahannya. Menurut Prof. Dr. Siti Sudarwati, pakar jamu dari Universitas Indonesia, “Workshop dan seminar tentang jamu dapat menjadi ajang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman antar pecinta jamu.”
Selain itu, pendidikan mengenai jamu juga dapat dilakukan melalui media sosial dan kampanye-kampanye yang kreatif. Dengan memanfaatkan teknologi, informasi mengenai jamu dapat disebarkan dengan lebih luas dan cepat. “Melalui kampanye-kampanye yang kreatif, kita dapat menarik perhatian masyarakat untuk mulai memperhatikan kembali jamu sebagai obat tradisional yang berkhasiat,” ujar dr. Andini Widyastuti, peneliti jamu dari Lembaga Penelitian Kesehatan Tradisional.
Dengan pendidikan yang berkelanjutan, diharapkan minat masyarakat terhadap penggunaan jamu dapat kembali tumbuh dan berkembang. Sebagai warisan nenek moyang yang memiliki khasiat luar biasa, jamu layak untuk terus dilestarikan dan digunakan oleh generasi masa kini.